Oleh : Gibran Andika Wibisana lirihresahlemah tak berdayahanya kudengarkata-kata indah ucap-ucap yang tertangkapuntai kata yang kuterimaasaterangkai payahmenyulam harapanyang kudambakan gusar yang terentas olehnyaluka yang dihapuskanmutlakkurasa cintakini tlah datangkujemput adanya malu-malu

Oleh : Gibran Andika Wibisana tatkala mereka memanggilmembawaku dalam rasa berbanggamenghapus ragu di dalam benakmenghentak dan majumenghadapi duniakaulah duniaku tatkala sanjung kuraihdan pikir berisi euforiatentang bagaimana aku akan berjalantersenyum lebarmembuktikan

oleh : Gibran Andika Wibisana butagores langkahku di pusar kabutsirna petunjuk perlina arahterombang-ambing ratap kenangansepenggal rindu musnahkan tawakehilangan yang abu-abu butanetra tak lagi sanggup memandangmeraih nestapa menghempas cahayasebab kasih terlanjur

oleh : Gibran Andika Wibisana berlaridia berlarimenghentak daratmenghujam anginmengisi hela nafasberlaridia berlari mengenal persona baruterikat dalam rasaterbawa angan-angantanpa banyak tanyamembagi kasihmenghapus memoriberlariterus berlari nampak sebuah rambu"berhenti!"tak acuhtergerak kenyamananterkekang pengharapanberlariterus berlari

Oleh: Muhammad Reza Eksistensi Tionghoa di Hindia Belanda Kong Si Indo-China Keberadaan komunitas orang-orang Tionghoa (China) di Indonesia memiliki sejarah yang panjang. Awalnya, orang-orang Tionghoa berimigrasi ke Indonesia melalui jalur

Oleh: Muhammad Reza Kesadaran Politik Pada awal abad XX rakyat pribumi di Hindia Belanda mengalami kondisi yang amat buruk. Penderitaan rakyat pribumi Indonesia tidak terlepas dari kegagalan ekonomi Liberal yang